Tag Archives: Pameran batik bandung

Pameran Karya Seni, Batik Kampung Kreatif Dago Pojok

Warga Kampung Kreatif Dago Pojok, merupakan warga kaum urban yang fluktuatif. Datang dan pergi dari berbagai daerah, suku, etnis serta bangsa, karena kampung Kreatif Dago Pojok dekat dengan tempat-tempat wisata seputar kawasan Bandung Utara. Sedangkan warga asli yang berdomisili tetap dan sudah secara turun temurun tinggal di kampung tersebut, sebagian besar adalah tukang bangunan, buruh cuci, buruh tani yang bekerja di ladang atau sawah orang, atau menyewakan rumah untuk para pendatang.

Demi membantu kebutuhan sehari-hari, warga mulai melatih keterampilan pembuatan batik, menggunakan teknik batik tradisional dengan alat canting untuk menorehkan perintang warna dengan bahan yang disebut ‘malam’, yang berasal dari getah pohon, semacam lilin yang dicairkan.

Batik hasil kreasi warga Kampung Kreatif Dago Pojok Bandung, merupakan batik satu warna dasar, dengan motif hasil kebun dan sawah, yang masih ada di Kampung Kreatif Dago Pojok, dengan curug Dagonya. Tidak sedikit juga yang terispirasi dengan batu-batuan dan beragam jenis pohon-pohon bambu, yang masih ada dan tumbuh di kampung Kreatif Dago Pojok dengan kondisi tanahnya yang berbukit dan masih terdapat sumber air diantara tanah-tanah tersebut.

Sebagai bentuk pelestarian batik dari warga Dago Pojok, Hotel De Paviljoen Bandung merangkul warga Dago Pojok untuk menggelar pameran Batik Kampung Kreatif Dago Pojok  pada bulan Oktober hingga Februari 2024.

“Pameran batik kali ini merupakan cara kami memperkenalkan Kampung Kreatif Dago Pojok kepada Masyarakat Kota Bandung. Kami berharap, Pameran Karya Seni ini mampu membangkitkan kembali semangat para seniman dimanapun, terutama di Kota Bandung,” Ujar Ria, Marcomm Hotel De Paviljoen Bandung.

Warisan Budaya Takbenda : Ragam Batik Tradisional Jawa Timur

Hotel De Paviljoen Bandung bersama para seniman muda Universitas Adi Buana, Surabaya, menggelar pameran karya seni Batik Jawa Timuran.

Warisan Budaya Takbenda Indonesia, yang merupakan warisan dari para leluhur, yang berupa seperti Wayang, Batik, Keris, Reog Ponorogo, lagu daerah dan budaya takbenda lainnya, termasuk masakan dan makanan khas daerah, ini perlu mendapatkan perlindungan terutama di tingkat nasional, dalam bentuk pelestarian. Perlindungan warisan budaya takbenda menjadi hal yang sangat penting demi menjaganya dari claim sepihak dari negara lain.

Salah satu bentuk pelestarian, dengan mewariskan pengetahuan dan keterampilan secara terus menerus, dari generasi ke generasi, adalah melalui program di perguruan tinggi yang menekuni bidang seni yaitu dengan mengajarkan pada para mahasiswa seni rupa, teknik membatik tradisional dengan menggunakan alat batik canting dan cap dengan pewarnaan yang masih berasal dari konsep tradisi.

Sebagai bentuk pelestarian lainnya, Hotel De Paviljoen Bandung merangkul Universitas Adi Buana, Surabaya untuk menggelar pameran Batik Jawa Timuran  pada bulan Maret hingga Mei 2024.

“Pameran batik kali ini merupakan cara kami memperkenalkan kepada masyarakat tentang salah satu warisan takbenda yang ada di Indonesia, bukan lagi dari Bandung, Jawa Barat, akan tetapi dari Jawa Timur“

Ria, Marcomm Hotel De Paviljoen Bandung.

Hotel De Paviljoen Bandung mendapat kehormatan untuk mengenalkan karya seni dari para seniman muda Jawa Timur dan akan bekerjasama dengan seniman muda Kota Bandung di kemudian hari.

“Semoga, Pameran Karya Seni ini mampu membangkitkan kembali semangat para seniman dimanapun, terutama di Kota Bandung,” tutupnya.